Thursday, January 14, 2010

Kasih Persaudaraan

Ayat bacaan: Ibrani 13:1
=======================
"Peliharalah kasih persaudaraan!"

kasih persaudaraan, filadelfiaSiapa yang mau menjamu makan malaikat? Saya yakin ada banyak orang yang akan berebutan melakukannya. Tapi jika pertanyaannya diganti menjadi menjamu makan anak jalanan, gelandangan atau pengemis, tentu orang akan berpikir dua kali. Jangankan memberi makan pengemis, untuk mengenal sesama saudara seiman yang sama-sama berjemaat di gereja yang sama saja mungkin susah. Setiap minggu bertemu, tapi menyapa atau tersenyum saja sulit. Di gereja saja begitu apalagi jika berpapasan di luar. Kasih merupakan hukum yang terutama yang menjadi dasar utama dari kekristenan, yang secara luas harus menyentuh siapapun yang berada di sekitar kita tanpa terkecuali. Kita mengasihi Tuhan dengan segenap diri kita, kita mengalirkan kasih Tuhan kepada semua orang di sekitar kita. Tapi bagaimana mungkin itu bisa kita lakukan jika terhadap saudara-saudara kita seiman saja sudah bukan main sulitnya? Masih ada begitu banyak sekat-sekat duniawi yang selalu kita sematkan kepada perorangan, golongan atau kelompok tertentu. Kaya-miskin, suku, budaya, bahasa, bangsa, status, latar belakang, usia dan sebagainya, seringkali menjadi hambatan bagi kita untuk bisa saling kenal dan saling mengasihi. 

Mengapa saya membuka renungan hari ini dengan menjamu malaikat? Tidakkah contoh itu terlalu ekstrim? Sama sekali tidak. Saya memakai itu sebagai pembuka karena itulah salah satu bagian penting dari sebuah kasih persaudaraan seperti yang ditulis oleh Penulis kitab Ibrani. Sang Penulis membukanya dengan seruan "Peliharalah kasih persaudaraan!" (Ibrani 13:1). Kasih Persaudaraan (Filadelfia, gabungan dari kata Fhileo yang artinya kasih tulus tanpa menuntut imbalan/balasan dan Delfho yang artinya ikatan persaudaraan yang kuat) merupakan pesan yang sangat penting untuk dimiliki oleh semua gereja dan umat Tuhan di muka bumi ini. Penulis Ibrani kemudian melanjutkannya dengan "Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." (ay 2). Begitu pentingnya kita untuk memelihara kasih persaudaraan sehingga dengan melakukannya bisa jadi kita tengah menjamu malaikat-malaikat. Betapa luar biasa membayangkan adanya malaikat yang berkeliaran di sekitar kita. Tidak perlu mencari sosok berkilauan dengan sayap putih bersih, karena mereka bisa jadi tampil seperti orang biasa, bahkan dalam wujud yang tertolak bagi dunia sekalipun. Tapi apakah kita perlu memastikan dulu bahwa mereka adalah malaikat baru kita tergerak untuk menolongnya? Tentu tidak. Karena apakah mereka malaikat atau bukan, pesan kasih persaudaraan tetap berlaku sama terhadap kita semua yang percaya kepada Kristus.

Menyinggung nama Filadelfia, kita akan teringat kepada sebuah gereja yang disebutkan dalam kitab Wahyu. Dalam Wahyu 3:7-13 ada pesan yang diberikan secara khusus kepada jemaat di Filadelfia. Lihatlah dari rangkaian pesan kepada tujuh jemaat, hanya ada dua jemaat yang tidak mendapat teguran, yaitu Filadelfia dan Smirna. Kepada jemaat Filadelfia pesan Tuhan sungguh indah. "Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." (ay 10). Seperti itulah janji Tuhan kepada jemaat dan umatNya yang menerapkan bentuk kasih persaudaraan dalam kehidupannya.

Bentuk kasih persaudaraan ini bisa pula kita teladani dari gaya hidup gereja mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 kita bisa melihat bagaimana cara hidup jemaat yang pertama. Mereka dikatakan selalu tekun dalam pengajaran dan persekutuan, selalu berkumpul, bersama-sama memecah roti dan berdoa (ay 42). Tidak hanya itu, tapi mereka semua bersatu, tanpa memandang latar belakang, status sosial dan sebagainya. Bahkan dikatakan "segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (ay 44-45). Tidaklah heran jika gereja itu berkembang sangat pesat. Perikop ini dimulai dengan pertobatan ribuan jiwa (ay 41) dan diakhiri dengan berkat Tuhan yang terus menambah jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan. (ay 47). Salah satu hal penting yang membuat mereka diberkati secara luar biasa seperti itu adalah karena mereka memegang teguh kasih persaudaraan dan menjadikannya sebagai sebuah gaya hidup.

Sebuah gereja dan jemaat yang diberkati haruslah memiliki kasih persaudaraan sebagai landasan utamanya. Jangan menjadi sebuah ikatan yang eksklusif, hanya terbatas pada dinding dan kotak-kotak/sekat-sekat yang justru semakin bertolak belakang dari pesan kasih tanpa pamrih seperti yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Pada kenyataannya alkitab bercerita begitu banyak mengenai kasih, dan ini menggambarkan betapa pentingnya bagi kita anak-anakNya untuk selalu hidup dalam kasih. Kasih persaudaraan merupakan sebuah bukti apakah kita sudah mengenal Tuhan yang kita sembah atau belum. Karena dikatakan demikian: "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Dan ingatlah pula bahwa "Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (ay 16).

Seperti yang dipesankan kepada jemaat Filadelfia, sesungguhnya kedatangan Kristus tidak akan lama lagi. Oleh karena itu kita harus benar-benar hidup dalam kasih persaudaraan ini agar mahkota yang telah kita pegang tidak sampai lepas dari genggaman kita. (Wahyu 3:11). Pada saat kedatangan Kristus, semua bangsa akan dikumpulkan dan dipisahkan bagai memisahkan kambing dengan domba. Dan kepada domba (mengacu kepada orang-orang yang diselamatkan) Sang Raja akan berkata: "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku." (Matius 25:34-36). Itulah bentuk kasih persaudaraan yang tidak memandang latar belakang apapun. Hari ini marilah kita belajar menjadi gereja/jemaat yang memiliki kasih persaudaraan dalam diri kita. Sapalah kiri dan kanan anda, dan ulurkan salam sebagai sesama saudara yang saling mengasihi. Hilangkan sekat-sekat yang merintangi kasih untuk dapat bertumbuh, hiduplah senantiasa dalam kasih persaudaraan.

Jadilah gereja/jemaat yang memiliki kasih persaudaraan yang kuat di dalamnya

No comments:

Post a Comment