Friday, March 26, 2010

Kerendahan Hati Yosua

Ayat bacaan: Yosua 3:10
=======================
"Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu.."

sombong, rendah hati"Bisa apa mereka tanpa saya?" kata seorang dosen di tempat saya mengajar pada suatu ketika. Ia sedang kesal karena merasa dikecewakan oleh kampus di tempat kami sama-sama mengajar. Memang ia merupakan salah satu dosen yang baik dalam mengajar, dan saya pun menyayangkan terjadinya peristiwa yang membuatnya kecewa seperti itu. Terkadang ketika kita kesal atau emosi, kita lupa untuk mengontrol kata-kata yang keluar. Seperti teman dosen ini, memang dia kecewa, tapi kata-kata yang keluar tidaklah baik untuk dikatakan. Ketika kita diberkati dengan talenta tertentu yang bisa membuat kita tampil baik dalam pekerjaan, adalah pantas jika kita syukuri. Namun jangan lupa, bahwa semua itu merupakan anugerah dari Tuhan dan bukan karena kehebatan diri kita sendiri. Kenyataannya ada banyak orang yang lupa diri ketika sudah sukses, dan mengira bahwa kehebatannyalah yang membuat semua itu terjadi. Tentu saja kita bekerja keras, berusaha dan belajar untuk bisa mencapai suatu tingkatan tertentu yang baik, tapi jangan lupa bahwa semua itu tetap merupakan berkat dari Tuhan. Memang apa yang dikatakan teman dosen saya itu merupakan luapan kekesalan, tapi jika tidak hati-hati, kita bisa terjerumus ke dalam kesombongan yang sama sekali tidak disukai Tuhan.

Nasihat untuk rendah hati telah berulang kali diingatkan kepada kita. Kepada jemaat Efesus firman Tuhan disampaikan lewat Paulus seperti ini: "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2). Kepada jemaat Filipi dikatakan "..tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri" (Filipi 2:3). Kepada jemaat Kolose berbunyi seperti ini: "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." (Kolose 3:12). Ada banyak lagi nasihat untuk rendah hati, dan ini penting bagi kita, karena "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6, 1 Petrus 5:5). Ada banyak orang yang terjatuh dalam dosa kesombongan setelah sukses, karenanya ketika kita mulai menapak naik, nasihat untuk rendah hati ini harus selalu kita ingat.

Berbicara mengenai kerendahan hati, kita bisa belajar salah satunya lewat sikap Yosua. Apa yang terjadi pada Yosua tidaklah kecil. Ia ternyata dipilih Tuhan untuk melanjutkan kepemimpinan Musa atas bangsa Israel. Ketekunan, kesetiaan dan imannya sudah teruji sejak semula ketika ia masih menjadi abdi Musa. Lalu Yosua pun dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa. Ini sebuah kehormatan yang sangat besar. Yosua bisa menjadi sombong karenanya, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda kesombongan sama sekali.

Mari kita lihat sepenggal kisah ketika Yosua hendak memimpin bangsa Israel untuk menyeberangi sungai Yordan. (Yosua 3:1-17). Sebelum memasuki sungai Yordan, Tuhan berbicara kepada Yosua. "Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: "Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau." (ay 7). Tuhan menyatakan kepada Yosua bahwa sama seperti ketika Tuhan menyertai Musa untuk melewati Laut Merah, demikian pula Tuhan akan menyertai Yosua dalam memimpin bangsa Israel dalam menghadapi sungai Yordan. Setelah Yosua menerima pesan Tuhan itu, ia pun segera menyampaikan hal tersebut kepada bangsa Israel. Tapi perhatikan apa yang dikatakan Yosua kepada bangsa Israel. "Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu." (ay 10). Perhatikan, Yosua tidak berkata "lihatlah hari ini kamu semua akan melihat bagaimana Tuhan membesarkan namaku, meninggikan aku ditengah-tengah kamu sekalian.." Yosua tidak berkata, "akulah yang terpilih, lebih tinggi dari kalian semua, dan jika kalian selamat itu semua berkat saya." Tidak, sama sekali tidak. Apa yang dikatakan Yosua adalah "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu." Meski Yosua mungkin berhak mengulangi pesan Tuhan itu kepada bangsa yang dipimpinnya, tapi ia tidak melakukan itu. Yosua bersikap rendah hati dan menyadari betul bahwa bukan karena hebat atau kuat kuasanya bangsa Israel akan bisa melewati sungai Yordan, melainkan karena penyertaan Tuhan. Yosua memusatkan perhatian bukan kepada dirinya sendiri melainkan kepada Tuhan. Fokusnya hanyalah Tuhan satu-satunya yang dimuliakan dalam segala peristiwa yang pernah, sedang dan akan terjadi. Yosua memilih untuk tidak merebut apa yang menjadi hak Tuhan. Selanjutnya Yosua pun menjelaskan secara rinci bagaimana mereka harus menyeberang (ay 11-13), dan itu dia lakukan untuk menunjukkan bahwa apa yang akan terjadi bukanlah kebetulan semata, atau bukan karena kehebatan bangsa Israel atau dirinya sendiri, melainkan karena ada kuasa Tuhan yang bekerja untuk melindungi dan menyelamatkan mereka.

Ketika kita diberkati dan mengalami peningkatan, bersyukurlah kepada Tuhan. Berikan kemuliaan hanya bagiNya dan jangan merebut hak Tuhan dengan memegahkan diri sendiri. Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita dengan jelas "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Dan lewat Paulus firman Tuhan berkata: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1 Korintus 1:31). Bahkan jauh sebelumnya hal ini pun sudah diingatkan. "Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yeremia 9:23-24). Tanpa Tuhan kita bukanlah apa-apa, karena meski kita wajib untuk bekerja keras dan melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, semua itu tetap dimungkinkan lewat anugerah Tuhan yang Dia berikan kepada kita. Hari ini ketika anda mengalami kemajuan dalam pekerjaan, promosi atau peningkatan-peningkatan lainnya, berikanlah kemuliaan hanya untuk Tuhan. Sudahkah anda memuliakan Tuhan atas segala anugerahNya atas diri anda hari ini?

Belajarlah dari kerendahan hati Yosua dan jangan rebut kemuliaan yang menjadi milik Tuhan

No comments:

Post a Comment