Thursday, June 3, 2010

From RHO-ers: God's Provide - nce

From: D. Adhi Surya

For I also withheld you from sinning against Me; therefore I did not let you touch her” (Genesis 20:6b – NKJV)
“… Aku pun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia.” (Kejadian 20:6b - LAI)

“… God also gave them up to uncleanness…” (Rome 1:24 –NKJV)
“… Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran…” (Roma 1:24)

“… God gave them up to vile passions…” (Rome 1:26 – NKJV)
“… Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan…” (Roma 1:26)

“… God gave them over to a debased mind…” (Rome 1:28 – NKJV)
“… Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk…” (Roma 1:28)

====================================================

Seseorang pernah bersaksi bagaimana ia dicegah oleh Tuhan untuk tidak dapat mengakses website pornografi yang menjadi kegemarannya. Di dalam kesaksiannya ia mengatakan bahwa di dalam batinnya sendiri sebenarnya sudah “hidup” kesadaran bahwa kebiasaannya membuka website tersebut adalah sesuatu yang bersalah di mata Tuhan. Akan tetapi “belenggu” dari website ini begitu kuat dan “mencengkram” jiwanya. Sehingga setiap kali ia membukanya ia selalu “diserang” oleh rasa bersalah yang besar!
Pada suatu kali ia bersaksi bagaimana Roh Kudus itu “membantu” dia agar tidak menyakiti hati-Nya dengan membuat ia “kesulitan” mengakses website kegemarannya itu di kala “kemudahan” (Kemudahan yang dimaksud olehnya adalah suasana sepi dan sendiri serta akses internet yang sedang bagus) itu ada di depan matanya! Ini merupakan peristiwa yang tidak biasa bagi dirinya. Sebab biasanya ia tidak pernah mengalami hambatan sedikitpun – secara teknis – pada saat membuka website tersebut, kecuali hambatan perasaan bersalah yang kerap kali “dimatikan” olehnya.

Oleh karena rasa penasarannya, ia mencoba untuk “diskonek” saluran internetnya, lalu ia mencoba “rekonek” lagi. Lalu ia mencoba masuk lagi dan lagi-lagi gagal! Lalu ia mencoba lagi “men-diskonek” kemudian “me-rekonek” lagi. Lalu ia mencoba lagi masuk ke halaman website “favorit”-nya itu. Akan tetapi lagi-lagi ia gagal!! Selagi ia merasa kesal karena gagal dan gagal lagi, perasaan bersalah yang hadir di dalam jiwanya pun semakin besar pula! Pada saat kejadian itulah, ia baru menyadari bahwa sebenarnya Tuhan sedang mencegah dirinya untuk tidak melakukan dosa – LAGI! – di hadapan Tuhan!

Abimelekh, sang raja Gerar, mempunyai pengalaman yang serupa keunikannya (tapi tidak sama persis) dengan pemuda di atas. Abimelekh ketika melihat Abraham dan Sara memasuki Gerar, maka di dalam hatinya timbul “chemistry” (“setrum”) kepada Sara. Dan setelah Abimelekh mencari informasi tentang Sara dan Abraham maka ia di dalam ketulusannya dan kekuasaan yang dipunyainya mengambil Sara untuk dijadikan istrinya. Akan tetapi di luar pengetahuannya, Sara – selain saudari tiri – ternyata adalah istri dari Abraham! Dan yang menarik, Tuhan melakukan intervensi di dalam ketidaktahuan Abimelekh bahwa Sara adalah istri dari Abraham! Alkitab mencatat bagaimana Tuhan “menghampiri” Abimelekh pada waktu malam dan berkata kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia telah bersuami.” (Kejadian 20:3b)

Abimelekh berespon: “Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tidak bersalah? Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci.” (Kejadian 20:4-5) --- Abimelekh sama sekali TIDAK TAHU bahwa Sara adalah istri dari Abraham! Dan di dalam tradisi jaman purba raja-raja pada masa Perjanjian Lama, mengambil perempuan untuk dijadikan istri oleh raja adalah hal yang biasa. Bahkan ada raja-raja yang mengambil perempuan yang merupakan istri orang lain (contoh yang memilukan: raja Daud mengambil Betsyeba!).

Nah, yang menarik adalah respon Tuhan atas respon Abimelekh: “Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka AKU PUN TELAH MENCEGAH ENGKAU UNTUK BERBUAT DOSA TERHADAP AKU; SEBAB ITU AKU TIDAK MEMBIARKAN ENGKAU MENJAMAH DIA.” (Kejadian 20:6) --- Tidakkah luar biasa intervensi yang Allah sanggup kerjakan di dalam hidup anak manusia! Tuhan sendiri turun tangan di dalam mimpi untuk mencegah Abimelekh agar tidak berbuat dosa terhadap Diri-Nya dengan tidak membiarkan Abimelekh menjamah Sara! Luar biasa!!

Jika kita berpikir bahwa Tuhan tidak sanggup melihat ataupun mencegah kejahatan yang dilakukan anak manusia simaklah apa yang pemazmur katakan: “TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, tahta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.” (Mazmur 11:4) --- Sungguh, di hadapan Tuhan tidak ada satu hal pun yang luput dan tersembunyi dari-Nya. Sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. Jika Ia sanggup mencegah Abimelekh dan juga pemuda di atas, maka Ia juga sanggup mencegah setiap kita – anak-anak-Nya – yang sedang menuju kepada kubangan dosa. Entah kita melakukannya dengan hati yang tulus (ignorance) seperti Abimelekh ataupun ketika kita melakukannya dengan hati yang bulus (wicked) seperti pemuda di atas.

Pertanyaan yang timbul sekarang adalah: Mengapa di dalam beberapa kasus anak-anak manusia yang lain, Tuhan seolah-olah tidak mencegah sama sekali perbuatan jahat yang mereka lakukan? Mengapa seolah-olah Tuhan malah “mengijinkan” mereka menikmati kenikmatan dosa sampai ke akar-akarnya dan tetap hidup dengan baik-baik saja? Mengapa justru orang-orang yang sedemikian tidak Tuhan “hajar” atau jatuhkan tulah? --- Asaf pernah menaikkan keluh-kesah yang sama ketika ia mengamati “kesuksesan” dan “kemakmuran” orang-orang fasik dengan berkata: “Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.” (Mazmur 73:12-13)

Sungguh sia-siakah kita mempertahankan hati yang bersih dan membasuh tangan kita tanda tak bersalah? Jawabannya adalah: TIDAK! Paulus mengingatkan kita semua ketika ia mengatakan: “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan (“work out” – not “work for” – your salvation) keselamatanmu dengan takut dan gentar… …karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:12-13)

Keselamatan yang sudah kita terima sejak Tuhan Yesus masuk di dalam hati kita dan menimbulkan buah ingin taat kepada-Nya hendaklah tetap kita kerjakan sambil takut dan gentar di hadapan-Nya! Janganlah hati kita redup dan tawar di dalam mempertahankan ketaatan untuk hidup dengan hati yang bersih dan dengan tangan yang tak bersalah, sebab Tuhan sendiri tidak pernah redup dan menyerah untuk bekerja di dalam hati kita menghidupkan kemauan dan pekerjaan menurut kerelaan-Nya! We are active outside because God is active inside (Kita aktif di luar bagi Tuhan sebab Tuhan aktif di dalam hati kita). Selama Tuhan aktif bekerja di dalam hati kita, hendaknya kita tidak pernah menyerah untuk aktif di luar “mengerjakan” (mensyukuri) keselamatan yang Tuhan sudah berikan di dalam hati kita untuk kita!

Dan kepada orang-orang yang seolah-olah terlihat senang hidupnya walaupun mereka dengan sengaja melakukan dosa, hendaknya kita memandang mereka seperti Paulus memandang. Paulus mengatakan bahwa Tuhan memang tidak mencegah mereka seperti Tuhan mencegah Abimelekh sebab Tuhan memang ingin MEMBIARKAN mereka menikmati dosa oleh karena memang mereka sudah menutup pintu hati mereka untuk menerima kebenaran Allah! Mereka Tuhan BIARKAN untuk hari murka Tuhan nantinya! Ibarat membeli kendaraan, Tuhan sedang “indent” orang-orang ini untuk nanti pada waktunya tiba menerima murka dan keadilan Tuhan!
Perhatikanlah tanda-tanda perilaku orang-orang yang Tuhan BIARKAN: (1) mereka menghidupi kecemaran, (2) mereka menghidupi hawa nafsu yang memalukan, (3) mereka menghidupi pikiran-pikiran yang terkutuk. --- Betapa mengerikannya ketika Tuhan tidak lagi mencegah manusia dari jeratan dosa! Tuhan MEMBIARKAN / MENYERAHKAN mereka ke dalam kecemaran, hawa nafsu yang memalukan dan pikiran-pikiran yang terkutuk!

Biarlah kita tidak merasa iri dan berpikir bahwa Tuhan tidak adil dengan tidak mencegah mereka berbuat dosa. Tuhan justru begitu adil dan mengasihi dunia ini, itu sebab ada kalanya Ia mencegah anak-anak-Nya yang hendak melakukan dosa, dan ada kalanya Ia menegur anak-anak-Nya yang sedang “asyik” di dalam kubangan dosa. Akan tetapi kepada mereka yang tidak lagi mau mendengarkan teguran Tuhan, maka adalah adil jika Tuhan MEMBIARKAN mereka sampai hari murka Tuhan itu tiba! Dan kepada kita yang masih peka merasakan bagaimana Tuhan menuntun dan mencegah kita untuk tidak berdosa di hadapan-Nya, segeralah berespon terhadap pencegahan yang Tuhan lakukan itu dengan tidak lagi berkanjang dan melanjutkan kebiasaan-kebiasaan berdosa yang masih “hidup” di dalam kita. Biarlah kita boleh sama-sama belajar dari respon Abimelekh ketika Tuhan mencegah dan menegurnya, Abimelekh tidak berkelit dan tidak mengeraskan hati, ia taat dan mengembalikan Sara kepada Abraham. Dan Alkitab mencatat bagaimana Tuhan menghargai respon ketaatan Abimelekh dengan memberkati kerajaan Gerar sehingga mempunyai keturunan (Kejadian 20:17-18)
Kiranya Tuhan terus menghidupkan kepekaan di hati kita untuk dapat melihat “pencegahan-pencegahan” yang Tuhan sedang kerjakan bagi anak-anak-Nya agar kita tidak terus-menerus berdosa dan menyakiti Tuhan. Amin.


“Day by day, dear Lord, of thee three things I pray: To see thee more clearly, Love thee more dearly, Follow thee more nearly, Day by day.” (Richard of Chichester)

No comments:

Post a Comment