Wednesday, June 23, 2010

Memberitakan Firman

Ayat bacaan: 2 Timotius 4:2
========================
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."

memberitakan firmanSebuah stiker bertuliskan "The way, the truth, the life..Jesus" tertempel di kaca belakang sebuah mobil yang tepat berada di depan saya. Sepanjang kemacetan pun mata saya tertumpu pada stiker yang berukuran cukup untuk bisa dibaca oleh pengendara di belakangnya. Betapa simpelnya, pikir saya, untuk mewartakan Injil seperti ini. Si pemilik hanya menempel sebuah stiker yang menyampaikan firman Tuhan seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:6, dan stiker itu akan berbicara banyak kepada siapapun yang melihatnya tanpa memerlukan si pemilik untuk repot-repot menginjili orang secara langsung. Seringkali kita punya ribuan alasan untuk menolak memberitakan kabar gembira kepada orang. Segala keterbatasan pun akan mudah kita berikan. Takut, tidak tahu caranya, tidak mengerti terlalu banyak, tidak pintar ngomong, sudah terlalu sibuk dan lain-lain. Padahal sebuah cara yang sangat sederhana seperti apa yang dibuat pemilik mobil di depan saya pun sebenarnya bisa menjadi sebuah cara untuk menyampaikan firman Tuhan.

Sebuah pesan Paulus yang amat penting disampaikan kepada Timotius. "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Mengacu kepada pesan ini, kita bisa melihat bahwa tugas untuk menyampaikan firman itu bukanlah hanya di saat kita punya waktu saja, atau ketika memungkinkan, tetapi harus senantiasa mengikuti hidup kita. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia. Dan pesan ini penting adanya, karena sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Dia pun menyampaikan sebuah Amanat Agung yang wajib dilaksanakan oleh semua orang yang beriman kepadaNya. "Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20). Lihatlah bahwa kita tidak melakukannya sendirian, tetapi ada penyertaan Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan itu. Bukan bisa atau tidak, tapi bersedia atau tidak, itulah yang penting.

Sebuah contoh menyampaikan firman Tuhan pada saat yang bagi kita dianggap sebuah waktu yang sungguh tidak tepat bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul. Mari kita lihat ketika Paulus dan Silas dipenjara setelah mengalami siksaan sebelumnya. Dalam keadaan kesakitan, mereka dipasung dan diletakkan dalam ruang penjara terdalam. Bukankah itu adalah saat yang sangat tidak baik untuk mewartakan firman Tuhan? Kita mungkin akan meratap kesakitan, menggigil kedinginan atau gemetar ketakutan jika itu terjadi pada diri kita. Tetapi perhatikan apa yang dilakukan Paulus dan Silas pada waktu itu. "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah Para Rasul 16:25). Yang terjadi selanjutnya sungguh ajaib. Sebuah gempa hebat terjadi, dan mereka pun lepas dari belenggu. Mukjizat malam itu tidak berhenti sampai disitu saja, karena kemudian kita mengetahui terjadi pertobatan kepala penjara dan seisi rumahnya. Si kepala penjara bertanya apa yang harus ia perbuat agar selamat. "Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (ay 31). Paulus dan Silas pun kemudian menyampaikan firman Tuhan kepada seluruh keluarga kepala penjara. "Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya." (ay 32), dan memberi diri mereka dibaptis. (ay 33). Dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana firman Tuhan itu sanggup menyelamatkan dan memerdekakan, dan itu hadir pada saat yang sulit, dimana kita akan beranggapan bahwa itu bukanlah saat yang tepat.

Di pundak kita semua pesan yang sama ini telah disematkan. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia menyampaikan kebenaran firman Tuhan. Ketika kita memikirkan betapa sulitnya atau mungkin berbahayanya menjadi duta Kerajaan Allah untuk menyampaikan berita keselamatan, kita bisa belajar dari keteladanan yang ditunjukkan oleh Paulus dan Silas ini. Caranya pun bisa seribu satu macam. Mungkin kita tidak bisa berkotbah, tapi mungkin kita bisa menulis. Jika tidak bisa menulis, kita bisa menyanyi, dan sebagainya. Sekedar menyampaikan kesaksian bagaimana sukacitanya hidup yang selalu berada dalam lindungan Tuhan pun bisa menjadi berkat buat banyak orang. Bahkan seharusnya terang Kristus bisa tercermin dari cara hidup kita, tingkah laku, perkataan, perbuatan dan gaya hidup kita, dan itupun bisa menjadi cara tersendiri untuk menyatakan bagaimana luar biasanya ketika kasih Kristus berada dalam diri kita. Apa yang menjadi tugas kita adalah menyampaikan firman Tuhan, dan biarkanlah firman itu kemudian berjalan sendiri dengan kuasaNya untuk menjangkau jiwa-jiwa. Sebab Tuhan berkata: "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11). Mari kita perhatikan orang-orang disekeliling kita hari ini. Adakah yang membutuhkan penghiburan dan siraman firman Tuhan? Sudahkah kita peduli kepada mereka? Tetaplah siap sedia untuk memberitakan firman, meski waktunya baik ataupun tidak.

Firman Tuhan tidak akan kembali sia-sia, mari berkati lebih banyak orang lagi dengan firman Tuhan

No comments:

Post a Comment