Monday, August 9, 2010

Bandel (2)

Ayat bacaan: Wahyu 9:20-21
=======================
"Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian."

(sambungan)

bandel2. Lewat firmanNya, teguran halus dan keras melalui nabi atau perantaraan orang lain
Jika cara halus lewat hasil ciptaan tidak mempan, Tuhan pun berkali-kali menegur secara langsung. Mulai dari teguran halus hingga kasar. "TUHAN telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." (2 Raja Raja 17:13). Ini pesan Tuhan yang hadir lewat firmanNya, disampaikan oleh para hamba-hambaNya, dan di hari ini mungkin bisa hadir lewat pendeta, hamba Tuhan atau orang-orang biasa yang digerakkan Tuhan untuk menegur kita. Tapi ternyata ini pun sering tidak mempan. Orang terus mengeraskan hati dan kepala mereka. "Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka." (ay 14). Dalam ayat selanjutnya dikatakan "Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka; mereka mengikuti dewa kesia-siaan, sehingga mereka mengikuti bangsa-bangsa yang di sekeliling mereka, walaupun TUHAN telah memerintahkan kepada mereka: janganlah berbuat seperti mereka itu." (ay 15). Dan bacalah ayat-ayat selanjutnya, maka kita akan melihat bagaimana keras kepala dan keras hatinya manusia itu. Ada beratus ayat yang menyatakan berkat-berkat Tuhan kepada orang yang mendengarkan dan melakukan perintahNya dengan sungguh-sungguh, demikian pula ada ratusan ayat yang berbicara mengenai konsekuensi mengerikan dari dosa. Ambil satu perikop saja sebagai contoh. Ulangan 28:1-14 menjabarkan berkat-berkat yang disediakan Tuhan kepada orang yang "baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan melakukan dengan setia segala perintahNya." Mulai dari berkat sederhana hingga yang berkelimpahan. Sebaliknya lihatlah ganjaran berupa kutuk yang disebutkan terperinci dalam Ulangan 28:15-46. Lihat pula bagaimana teguran Tuhan kerap hadir dari para hambaNya dalam alkitab. Tetap saja kebandelan seakan-akan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, termasuk dari orang percaya sekalipun.

3. Melalui hukuman dahsyat
Lewat teguran mulai dari lembut hingga keras pun tidak mempan, Tuhan bisa dengan terpaksa memberi hukuman dahsyat. Ini cara yang sudah teramat keras. Contohnya bisa kita lihat dalam Wahyu. Lihatlah ketika sangkakala keenam dibunyikan (Wahyu 9:13-21). Tidak kurang dari sepertiga umat manusia dikatakan binasa lewat kehadiran dua puluh ribu laksa (sekitar dua ratus juta) tentara berkuda yang dari mulutnya keluar api, asap dan belerang. (ay 16-17). "Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya. Sebab kuasa kuda-kuda itu terdapat di dalam mulutnya dan di dalam ekornya. Sebab ekornya sama seperti ular; mereka berkepala dan dengan kepala mereka itu mereka mendatangkan kerusakan." (ay 18-19). Tetapi apa yang terjadi? Kapokkah manusia? Ternyata tidak juga. Ayat selanjutnya berkata: "Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian." (ay 20-21). Luar biasa bandel dan keras kepalanya bukan? Sudah sedemikian mengerikannya murka Tuhan sekalipun, ternyata manusia tetap saja melawan, mengeraskan hati dan menolak panggilan Tuhan.

Lalu apa lagi yang harus dilakukan Tuhan jika demikian? Saya tidak tahu. Saya lebih merasa sedih melihat kebandelan kita, manusia yang begitu dikasihi Tuhan ini untuk terus mengecewakan dan menyakiti hatiNya. Padahal Tuhan begitu mengasihi kita. Tidak sedikit yang Dia anugerahkan kepada kita yang tidak layak menerimanya, bahkan sampai sebuah keselamatan yang bersifat kekal pun sudah dianugerahkan kepada kita. Tetapi kita masih juga membandel, mengeraskan hati dan kepala kita, lebih memilih berkompromi terhadap dosa, mengejar pemuasan keinginan daging, dan sebagainya. Kita terus menolak panggilanNya meski berbagai cara, mulai dari yang teramat halus hingga teguran keras bahkan hukuman, mulai dari suara ketukan lewat hati nurani, firman dalam alkitab, teguran lewat orang lain, melalui peristiwa atau berbagai kejadian dalam hidup kita, kita tetap saja membangkang. Bahkan ketika suaraNya demikian jelas kita dengar sekalipun kita tetap saja menolak untuk taat. Lalu harus bagaimana lagi?

Oleh karena itu saya mengajak teman-teman untuk bersama-sama melembutkan hati. Seperti apa yang dikatakan firman Tuhan: "..Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7). Sungguh Allah sudah mengasihi kita dengan begitu besar. Keselamatan kita terus ada dalam pikiran dan hati Tuhan. Dia selalu rindu menerima pertobatan menyeluruh dari kita, dan Dia selalu siap menyambut kembalinya kita, anak-anakNya yang hilang dengan penuh sukacita. Segala yang terbaik telah Dia sediakan bagi kita. Dan kebandelan kita bukan saja menyakiti dan menyedihkan Tuhan, namun juga akan berakibat fatal dengan hilangnya kesempatan kita untuk masuk ke dalam kehidupan kekal. Jika mungkin, janganlah sampai murka Tuhan jatuh atas diri kita. Jangan tegar tengkuk, jangan keras kepala, keras hati atau membandel. Selagi masih sempat, hari ini juga marilah kita kembali kepadaNya dan mengikuti perintahNya dengan sepenuh hati.

Lembutkan hati dan dengarkan Tuhan hari ini juga, patuhlah kepada perintahNya dengan sepenuh hati sekarang juga

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Post a Comment