Wednesday, September 8, 2010

Hidup dengan Kemuliaan, dalam Kemuliaan dan untuk Kemuliaan

Ayat bacaan: Mazmur 8:6
=====================
"Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat."

hidup dalam kemuliaanSiapa diri kita akan terlihat dari bagaimana kita hidup di dunia ini. Apakah kita hidup dengan penuh sukacita, tidak pernah pesimis, tidak penuh keluhan dan senantiasa memberkati orang, atau sebaliknya kita hidup dipenuhi kecemasan akan hari esok, fokus kepada beban hidup, gampang emosi dan tersinggung, semua itu akan menunjukkan siapa diri kita dan kepada siapa kita menghamba. Dan gambaran itulah yang akan dilihat oleh orang lain. Alangkah ironis apabila kita mengaku sebagai orang percaya, tetapi cara hidup kita mayoritas dipenuhi hal-hal negatif. Ini akan menjadi sebuah bad campaign. Bukan hanya diri kita yang akan ditertawakan, tetapi Yesus pun akan terkena pula. Banyak orang tentu menyadari hal ini, tetapi masalahnya mereka tidak mampu berbuat apapun untuk mengubahnya. Mereka tidak menyadari jati diri atau hakekat manusia sejak semula ketika diciptakan Tuhan.

Mari kita lihat kitab Mazmur pasalnya yang ke-8. Perikop ini diberi judul yang jelas: "Manusia hina sebagai mahluk mulia." Saya membayangkan Daud tengah merenung dengan memandang bulan dan bintang-bintang berkilauan pada suatu malam dengan langit cerah. "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5). Daud tengah memandang keindahan langit. Betapa indahnya bulan dan bintang-bintang gemerlap di langit menggambarkan kemuliaan Tuhan. Bagi Daud, keindahan dari apa yang dilihatNya tampaknya begitu menakjubkan, sehingga ia merasa bahwa manusia yang hina, yang selalu berbuat dosa menyakiti hati Tuhan seharusnya tidaklah sebanding dengan desain Tuhan atas alam semesta ini yang begitu luar biasa indahnya. Namun Daud tahu bahwa Tuhan membuat manusia begitu sempurna, begitu istimewa. Kita manusia adalah ciptaannya yang spesial, His masterpiece. Apapun yang kita lakukan tidak akan bisa mengubah keputusan Tuhan dalam menciptakan diri kita secara istimewa, satu-satunya ciptaanNya yang dibuat tepat seperti gambar dan rupaNya sendiri. Lihatlah apa kata Daud berikutnya: "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat." (ay 6). Sadarkah kita akan hal ini seperti halnya Daud? Kita diciptakan dengan kemuliaan, dalam kemuliaan dan untuk kemuliaan. Manusia sejak awal diciptakan berbeda. Tuhan menaruh langsung kemuliaanNya ketika menciptakan manusia. Kita bukanlah ciptaan asal-asalan, tetapi kita telah dibuat dengan kemuliaan dan hormat yang berasal langsung dari Tuhan. Ini adalah sebuah kenyataan yang sangat besar artinya, tetapi berapa banyak dari kita yang benar-benar menyadari hal ini?

Hidup dalam kemuliaan Allah artinya hidup dengan bobot dan kualitas Allah. Tuhan meletakkan kemuliaanNya atas diri kita, itu sama dengan meletakkan kualitas diriNya pada kita. Dan karenanya sudah seharusnya kita pun berjalan dalam kualitas Allah, membuat keputusan-keputusan yang benar dalam hidup. Kita bukan diciptakan sebagai robot, namun kepada kita diberi kehendak bebas. Itu jelas merupakan salah satu bentuk kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kita. Untuk apa kehendak bebas itu? Tujuan Tuhan jelas, yaitu agar kita bisa memutuskan segala sesuatu sesuai dengan kualitas Tuhan. Tapi seringkali yang kita lakukan justru sebaliknya, berbuat seenaknya mementingkan dunia dan tidak mau mengisinya dengan kualitas Tuhan.

Sebuah contoh bisa kita lihat dari cara hidup Yusuf. Kita tahu bagaimana kuatnya Yusuf menghadapi masalah demi masalah yang tidak ringan dalam perjalanan hidupnya. Yusuf tidak mempunyai faktor apapun dari segi manusia untuk bisa sekuat itu. Tapi lihatlah bahwa keputusannya untuk hidup dengan kualitas Tuhan membuatnya mampu tampil kuat tanpa kehilangan harapan sedikitpun meski masalah terus silih berganti menghampirinya. Pada akhirnya kita tahu bagaimana Yusuf menjadi orang paling berkuasa kedua di seluruh Mesir. Ia dipercaya untuk mengelola dan mendistribusikan makanan. Dan lihatlah dalam masa yang begitu sukar, Mesir tetap berkelimpahan. Dan itulah hasil yang dicapai oleh orang yang hidup dalam kualitas Tuhan, yang menyadari bagaimana sebuah kehidupan yang dipenuhi kemuliaan Allah.

Yusuf mengambil keputusan untuk hidup dengan kualitas Tuhan, dengan kemuliaan Tuhan, dalam kemuliaan Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. Hingga hari ini namanya harum, kita masih mengenal Yusuf sebagai seorang pria tangguh yang telah membuktikan bagaimana bedanya berjalan dengan kualitas Tuhan. Semua orang akan bisa melihatnya sepanjang masa, termasuk ayahnya sendiri. Kita bisa melihat bagaimana Yusuf di mata sang ayah, Yakub. "Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya, namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel." (Kejadian 49:22-24). Itulah bentuk kesaksian sang ayah terhadap puteranya, yang tentu kita rasakan pula meski mungkin dalam bentuk rangkaian kata yang berbeda.

Siapa kita hari ini? Apakah hari ini kita orang-orang yang mampu mempengaruhi atau dipengaruhi, apakah kita mengalahkan atau dikalahkan, apakah kita berhasil atau gagal, semua itu tergantung dari diri kita sendiri. Apakah kita mau hidup dengan kualitas Ilahi, dengan kemuliaan dan hormat yang telah Dia berikan kepada kita atau kita memilih untuk menolak itu dan terus berlaku menyakiti hatiNya, itu keputusan kita. Satu hal yang pasti, kita akan menjadi orang-orang yang kuat jika kita hidup dalam kualitas Tuhan dan mengimani benar bahwa kita diciptakan dengan kemuliaan dan hormat yang berasal daripadaNya, berbeda dengan ciptaan-ciptaan lainnya di alam semesta ini.Sekali lagi, kita diciptakan dengan kemuliaan, dalam kemuliaan dan untuk kemuliaan. Maukah kita menyadari dan menjalaninya dengan benar mulai hari ini?

Hiduplah dengan kualitas Tuhan seperti yang telah Dia berikan untuk kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Post a Comment