Sunday, October 10, 2010

Tuhan Tidak Sabar

Ayat bacaan: Yesaya 30:18
====================
"Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!"

tidak sabarTentu kita semua pernah merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Ketika cinta ini berbalas dan sebuah hubungan cinta mulai terjalin, maka biasanya pasangan akan saling merindukan ketika sedang berjauhan. Normalnya setiap orang yang sedang jatuh cinta akan tidak sabar untuk berbuat yang terbaik bagi orang yang dicintainya. Hari ini sudah baik, besok harus lebih baik lagi. Menunjukkan perhatian, kepedulian, dorongan, bantuan, dan sebagainya akan terasa sebagai sebuah kewajiban dan bukan keterpaksaan. Secara umum itu akan kita rasakan apabila kita sedang jatuh cinta. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa cinta bagaikan sebuah reaksi kimia yang tidak dapat dijelaskan secara logika. Bukankah kita cenderung mengesampingkan logika dan menuruti perasaan ketika sedang mengalami sebuah perasaan cinta seperti ini? Saling tidak sabar untuk menunjukkan kasih dan perhatian, itu akan menjadi warna tersendiri kepada pasangan yang saling mencintai.

Sebuah hubungan yang terjalin mesra dan manis antara Tuhan dan manusia pun bisa menghasilkan reaksi seperti itu. Kita tentu sudah mengenal sebuah ayat yang berbunyi seperti ini: "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yesaya 40:31). Bagi sebagian orang terkadang ayat ini agaknya sulit untuk diraih. Mengapa? Karena bagi mereka seringkali tangan Tuhan itu rasanya turun terlalu lama. Ketidaksabaran bisa membuat orang hilang pengharapan dan segera pergi meninggalkan Tuhan lalu mencari berbagai alternatif-alternatif lainnya yang seolah-olah mampu memberi jawaban. Seorang teman yang merasa tidak tahan lagi menghadapi persoalan pernah berkata, "Saya sudah capai menantikan Tuhan, tapi sepertinya Dia tidak peduli lagi kepada saya. Saya sudah mencoba untuk setia, tetapi Tuhan ternyata membiarkan saya." Benarkah demikian? Apakah cinta kita kepada Tuhan tidak berbalas? Apakah Tuhan memilih-milih siapa yang mau Dia kasihi dan siapa yang tidak? Tentu saja tidak demikian. Janji Tuhan berbunyi seperti ini: "..sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Ulangan 31:6b). Pertanyaan selanjutnya, apakah kasih Tuhan itu biasa-biasa saja untuk kita, dan memang berniat berlama-lama untuk berbuat sesuatu bagi kita?

Alkitab dengan jelas menyatakan tidak. Dalam banyak ayat kita mengetahui bahwa Allah adalah Sosok yang panjang sabar dalam memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan memperbaiki diri. Tetapi untuk masalah mengasihi manusia, justru Tuhan menunjukkan sikap ketidaksabaran. Lihatlah ayat berikut: "Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!" (Yesaya 30:18). Ada kasih yang berbalas-balasan antara manusia dengan Tuhan ketika hubungan mesra terjalin. Tuhan mengatakan bahwa Dia tidak sabar menanti-nantikan saat untuk menyatakan kasihNya kepada kita. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "earnestly waits (expecting, looking and longing) to be gracious to you." Tuhan selalu ingin memberikan yang terbaik bagi kita semua, karena Dia sungguh-sungguh mengasihi kita dengan setia. Yang sering terjadi justru masalahnya ada di kita. Kita hanya menuntut tanpa melakukan bagian kita. Ketika kita berharap Tuhan menumpahkan kasihNya kepada kita, sudahkah kita melakukan bagian kita pula untuk mengasihi dan memberikan yang terbaik kepadaNya? Bisakah hubungan mesra terjalin jika hanya satu pihak yang peduli? "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3).

Selain ada kalanya masalah terletak dalam perbedaan antara waktu yang terbaik menurut kita dan menurut Tuhan, seperti yang bisa kita baca dalam Pengkotbah "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11), bisa pula kendala muncul dari diri kita sendiri yang masih berdosa. Dosa punya kemampuan untuk menghambat hubungan kita dengan Tuhan. "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2-3). Dosa merupakan penghambat keselamatan, yang bisa membuat kelancaran hubungan kita dengan Tuhan terganggu.

Adalah penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita sudah berjalan sesuai dengan firmanNya, tetap berada dalam koridor atau rel yang tepat dan menjauhkan diri kita dari berbagai bentuk dosa. Penting bagi kita untuk melakukan bagian kita sebelum kita menuntut atau mempersalahkan Tuhan dengan cepat. Ketika kita sudah melakukan hal ini, dan kita terus menanti-nantikan Tuhan lebih dari segalanya, maka Tuhan pun tidak akan sabar untuk menunggu lama untuk mencurahkan kasihNya kepada kita. Jika semua bagian kita sudah kita lakukan, kita akan melihat sendiri bagaimana tidak sabarnya Tuhan untuk melimpahkan kasih dan berbagai berkat-berkatNya bagi kita. Sebuah hubungan harmonis yang indah hanya akan muncul apabila kedua belah pihak sama-sama saling peduli dan saling mengasihi. Yang pasti, Tuhan sedang tidak sabar menanti-nantikan saat untuk mencurahkan kasihNya kepada kita. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga merasakan hal yang sama, tidak sabar untuk menyatakan betapa besar kita mengasihiNya?

Rasa cinta bisa menggerakkan siapapun untuk memberi yang terbaik, termasuk Tuhan

No comments:

Post a Comment