Tuesday, December 14, 2010

Menyampaikan Berita Perdamaian

Ayat bacaan: 2 Korintus 5:19
======================
"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."

berita perdamaianPeperangan, konflik, perselisihan dan permusuhan yang terus saja terjadi di berbagai belahan dunia membuat harga sebuah perdamaian semakin mahal. Tidaklah heran apabila penghargaan besar akan diberikan oleh banyak lembaga internasional ketika ada tokoh-tokoh yang berjuang keras untuk menciptakan perdamaian. Persinggungan antar manusia dari masa ke masa memang bisa saja menimbulkan konflik, dan kita tahu sejak awal masa penciptaan manusia sekalipun sebuah pembunuhan yang dilakukan Kain atas Habel, saudaranya sendiri yang didasari iri hati pun menjadi bukti bagaimana sebuah kebencian bisa melukai perdamaian, bahkan berakibat fatal. Peace on earth menjadi impian banyak orang, tetapi masih saja sulit untuk dicapai. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa dosa-dosa kita pun menciptakan jurang yang lebar dengan Sang Pencipta? Akibat dosa, kita berseteru dengan Tuhan, dan karenanya jurang kebinasaan pun menganga lebar, siap untuk menelan kita. Tetapi Kristus datang ke dunia, bukan hanya untuk menebus dosa-dosa kita, tetapi juga mendamaikan hubungan kita dengan Tuhan. Jika hari ini kita bisa datang memasuki hadirat Tuhan untuk bersekutu denganNya secara langsung, semua itu merupakan anugerah yang tak terhingga besarnya lewat karya penebusan Kristus.

Lihatlah apa yang terjadi ketika Yesus wafat di atas kayu salib. "Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah." (Markus 15:38). Tabir atau tirai dalam Bait Suci selama ini dipakai sebagai pembatas, dimana orang yang boleh melewati batas tirai tersebut dan masuk ke dalam "Ruang Kudus" hanyalah para imam besar. Sebelum tabir itu terbelah, ruang ini adalah sebuah ruang yang tidak terjangkau oleh orang biasa, tapi lewat penebusan Kristus, tabir itu terbelah. Secara simbolis hal ini menggambarkan adanya proses pemulihan hubungan antara kita dengan Tuhan. Kita tidak perlu lagi takut kehilangan nyawa untuk masuk ke hadirat Tuhan yang kudus, kita tidak lagi membutuhkan perantaraan imam-imam besar, karena Yesus sendiri kini menjadi perantara. Dia membuka jalan kepada kita sehingga kita pun dapat bertemu dengan Bapa.

Jerat-jerat dosa yang membelenggu kita seharusnya membuat kita binasa, "Sebab upah dosa ialah maut." (Roma 6:23). Hubungan kita pun terputus dari Tuhan karenanya. Tetapi lewat Kristus hubungan itu dipulihkan. Perseteruan berakhir, dan perdamaian dengan Tuhan pun terjalin. Paulus mengatakan dalam surat Roma: "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:10). Tidak saja kita diperdamaikan, tetapi juga mendapat anugerah keselamatan. Yohanes pun mengatakan "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah." (1 Yohanes 3:1a). Status sebagai anak-anak Allah pun disematkan kepada kita. Bukankah ini sebuah berita yang sangat besar?

Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah cukup peduli dengan hal itu, dan memiliki kerinduan untuk menyampaikannya secara lebih luas agar lebih banyak lagi orang yang diperdamaikan dan menerima anugerah keselamatan? Itu menjadi sebuah prioritas besar bagi Tuhan. Lewat Amanat Agung yang diberikan Kristus tepat sebelum kenaikanNya ke Surga, kita sebenarnya sudah diberi tugas untuk itu. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Sudahkah kita melakukannya? Paulus sadar akan tugas itu. Kepada jemaat Korintus ia menyampaikan "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." (2 Korintus 5:19). Ia rela memberikan segala sisa hidupnya untuk melakukan tugas besar itu, ia rindu melihat lebih banyak lagi jiwa-jiwa untuk diperdamaikan dan menerima keselamatan. "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah." (ay 20).

Hari ini tugas menyampaikan berita pendamaian itu ada di pundak kita. Keselamatan yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma itu seharusnya bisa menjangkau lebih banyak lagi jiwa lewat diri kita, bukan untuk disimpan sendiri. Jika sebuah berita pendamaian di dunia saja sudah penting, apalagi sebuah berita pendamaian antara kita dengan Sang Pencipta. Menyampaikan berita damai dengan jalan damai, menyampaikan kasih Kristus lewat kasih yang hidup di dalam diri kita, itulah yang seharusnya menjadi kerinduan kita hari ini. Dan ingatlah bahwa kita tidak sendirian dalam melakukannya, tetapi Yesus sudah menjanjikan akan menyertai kita untuk itu. Dan Roh Kudus yang tinggal diam di dalam diri kita pun akan menjadi Penolong yang memampukan kita untuk menunaikan tugas mulia ini. Sudahkah kita peduli dan mau untuk melakukannya? Masih ada banyak orang yang belum mengetahuinya. Hari ini mari kita mulai memegang komitmen untuk menjadi duta-duta surgawi secara benar, karena alangkah indahnya jika ada lebih banyak lagi orangyang bisa memperoleh perdamaian dan keselamatan itu secara luas.

Jadilah pembawa berita pendamaian yang teguh

No comments:

Post a Comment