Sunday, February 20, 2011

Berperan Aktif untuk Bangsa

Ayat bacaan: Yeremia 29:7
===================
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."

peran aktifTidak seorangpun dari kita ingin hidup dalam negara yang kondisinya carut marut. Tetapi apakah kita sudah berbuat semaksimal mungkin untuk negara kita? Ini sebuah pertanyaan yang sangat penting untuk kita simak, karena ada banyak orang yang begitu mudahnya mengeluh tetapi keberatan untuk memberi kontribusi terhadap kemakmuran negaranya sendiri. Mereka hanya memikirkan apa yang bisa menguntungkan diri mereka sendiri, bahkan tega merugikan negaranya apabila hal itu bisa menguntungkan mereka secara pribadi. Yang disayangkan, dikalangan anak-anak Tuhan pun sikap seperti ini begitu mudah kita jumpai. Padahal firman Tuhan banyak berbicara mengenai hal ini. Kita diminta untuk menjadi terang dan garam, dan itu artinya diminta untuk bisa menjadi berkat bagi orang lain. Negara tidak akan pernah bisa sejahtera jika kota tidak sejahtera, kota tidak bisa sejahtera jika lingkungan di kota itu tidak sejahtera. Semua itu berhubungan, dan kita sebagai bagian dari masyarakat tentu bisa mulai berpikir untuk berbuat sesuatu sebelum kita mengeluh terlalu cepat akan kondisi yang dialami bangsa kita.

Bukanlah kebetulan jika kita sekarang berada pada sebuah tempat tertentu. Ada rencana Tuhan yang indah dibalik itu, dan ada tugas yang harus kita lakukan disana. Apakah kita sekarang berada di kota besar atau dipedalaman, dimanapun kita ditempatkan, ada sesuatu yang pasti bisa kita lakukan untuk membawa perubahan. Mungkin sangat kecil, tetapi siapa bilang sesuatu yang kecil itu pasti tidak berguna? Firman Tuhan berkata: "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7). Perhatikanlah bahwa ada hubungan yang kuat antara kesejahteraan kita dengan kesejahteraan kota di mana kita tinggal. Jika kita mau sejahtera, kota yang kita tinggali pun harus baik pula keadaannya. Berpangku tangan dan bersikap apatis jelas bukan pilihan, karena Tuhan dengan jelas meminta kita untuk mengusahakan kesejahteraan kota di mana kita ditempatkan. Bukan saja secara pro-aktif berbuat sesuatu yang positif, tetapi kita juga diminta untuk terus mendoakan kota dan tentu saja negara kita. Tuhan tidak pernah meminta kita untuk menjadi pribadi-pribadi egois yang hanya mementingkan diri sendiri saja, tetapi kita diminta untuk berperan serta secara nyata dalam membangun kota dimana kita tinggal menuju arah yang lebih baik.

Ketika Tuhan ingin menghukum kota Sodom, kita bisa melihat kisah tawar menawar yang dilakukan Abraham kepada Tuhan. Pada saat itu Sodom sudah mengalami kerusakan moral yang sedemikian buruk. "Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN." (Kejadian 13:13). Bahkan Tuhan sendiri berkata "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya." (18:20). Abraham tidak ingin Tuhan melenyapkan tempat itu. Dia pun mengajukan penawaran kepada Tuhan, "Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?" (ay 24). Dan lihatlah apa jawaban Tuhan: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." (ay 26). Jika demikian, apabila Tuhan sudah menyatakan ingin menghabisi seluruh kota itu, maka itu artinya tidak ada 50 orang benar lagi disana. Abraham terus mencoba menawar agar Tuhan mengurungkan niatNya, hingga jumlahnya tinggal sepuluh orang. "Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (ay 32). Alangkah memprihatinkan. Sepuluh orang benar saja sudah tidak ada lagi disana. Padahal jika ada sepuluh saja dibanding ribuan penduduk di Sodom, Tuhan siap memberi pengampunan kepada seisi kota. Sepuluh orang benar saja sudah mampu memberi perbedaan luar biasa. Apabila kita terus berpangku tangan dan terus memikirkan keuntungan diri sendiri saja, bagaimana jika apa yang terjadi di Sodom itu sampai mengenai kota dimana kita tinggal?

Panggilan kepada kita sesungguhnya jelas. Kita harus berbuat sesuatu setidaknya mulai berpikir untuk itu demi kesejahteraan negeri kita. Talenta sudah disediakan Tuhan, kita masing-masing punya sesuatu yang bisa kita sumbangkan untuk negara ini. Tidak usah berpikir terlalu jauh dulu untuk negara, kita bisa memulainya dari lingkungan tempat tinggal kita terlebih dahulu. Besar kecilnya kontribusi kita bukanlah masalah, yang penting kita sudah mempergunakan segala yang diberikan Tuhan untuk mulai melakukan sesuatu yang positif. Kalaupun tidak ada sesuatu yang bisa kita berikan untuk saat ini, kita bisa berdoa buat negeri dan para pemimpin bangsa di semua tingkatan. Simak baik-baik ayat berikut: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2) Doa itu penting. Jangan hanya mendoakan diri sendiri atau orang-orang yang kita kasihi, tetapi adalah penting juga untuk menaikkan doa syafaat bagi bangsa dan negara kita, serta semua pemimpin di dalamnya. Ayat selanjutnya berkata "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 3-4).

Mari kita sama-sama memeriksa diri kita dan temukan apa yang bisa kita pakai atau sumbangkan untuk kesejahteraan negeri kita, dan mulailah mempergunakannya sekarang juga. Disamping itu jangan lupa pula untuk terus memanjatkan doa buat negara dan para pemimpin kita. Kita bisa mulai dari yang terkecil dulu di lingkungan kita. Mungkin itu terlihat kecil saat ini, tetapi Tuhan bisa memakainya untuk sesuatu yang luar biasa. Jangan bermimpi dulu untuk memiliki negara yang sejahtera sebelum kota yang kita tinggali sejahtera, dan jangan berpikir kota bisa sejahtera jika anak-anak Tuhan di dalamnya apatis. Sudahkah kita berfungsi dengan benar dan peduli terhadap kelangsungan negeri ini? Let's do something today!

We can make a change if we want to

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Post a Comment