Tuesday, January 12, 2010

Mengandalkan Tuhan

Ayat bacaan: Yeremia 17:7
=====================
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"

mengandalkan Tuhan, menang bersama TuhanAdakah orang yang mati-matian berusaha untuk kalah? Tentu tidak ada. Semua orang berusaha mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk berhasil atau untuk menang. Jika tidak, untuk apa berusaha? Saya ingat waktu saya kecil dulu saya pernah begitu banyak mengeluh. Rupanya ayah saya kesal mendengar semua omelan dan keluhan saya, dan ia pun berkata: "hidup ini tidak pernah mudah! Kalau mau berhasil ya harus berusaha!" Itu saya ingat sampai sekarang dan membentuk saya menjadi seorang yang tidak pernah bisa diam berpangku tangan menghadapi apapun. Saya boleh punya banyak kekurangan, tapi kemalasan tidak pernah saya ijinkan untuk menguasai saya sejak saat itu. Masalahnya, seringkali meskipun kita sudah mati-matian berusaha, kita sudah mengerahkan segenap daya upaya, kekuatan dan kepintaran kita, namun hasilnya tetap saja sia-sia. Gagal lagi, kalah lagi. Usaha itu penting. Ketekunan itu penting. Latihan itu penting. Tapi semua itu hanyalah akan sia-sia apabila kita tidak meletakkan itu semua kepada Tuhan. Sudah berulangkali hal itu saya buktikan sepanjang hidup saya, dan ketika saya memilih untuk bertobat, lahir baru dan menerima Yesus, sayapun merubah paradigma saya, bahwa bukan kekuatan saya yang menentukan, tapi penyertaan Tuhan. Dan puji Tuhan, semua itu benar adanya hingga hari ini.

Kemarin kita sudah melihat bagaimana kunci kemenangan Daud. Kita sudah melihat semuanya itu mengarah pada pribadi Daud yang bersikap selayaknya seorang anak kecil yang menggantungkan seluruh harapannya hanya kepada Tuhan. Ia boleh menjadi raja terbesar Israel, ia boleh menjadi orang yang sangat berpengaruh, ternama, berkharisma dan berkuasa di dunia, namun di hadapan Tuhan ia tampil dengan jujur, apa adanya. Jika ia mau menari, ia menari buat Tuhan tanpa mempedulikan statusnya. "Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan." (2 Samuel 6:14). Bahkan meski mendapat cibiran sekalipun ia tetap menari dan meloncat-loncat seperti anak kecil yang sedang senang di hadapan Tuhan. (ay 16). Daud tahu bahwa mengandalkan manusia itu adalah sia-sia belaka. Ia berkata "Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia. Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita." (Mazmur 60:13-14). Itu bentuk gaya hidup Daud yang ternyata berkenan bagi Tuhan. Dan ketika ia berperang, ia selalu memperoleh kemenangan. Bukan karena kehebatannya, tapi karena "TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang." (2 Samuel 8:6b,14b).

Itu kunci kemenangan Daud. Kunci yang sama berlaku pada tokoh-tokoh alkitab lainnya. Daniel dikatakan memiliki kepintaran, kearifan dan segala kelebihan lainnya bukan karena kehebatannya sendiri, namun jelas dikatakan karena "ia mempunyai roh yang luar biasa" di dalam dirinya. (Daniel 6:3). Ketaatannya bahkan menyelamatkannya dari maut di kandang singa. Yusuf? Setali tiga uang. Meski terus menghadapi pergumulan dan penderitaan, namun di balik itu semua ia mendapatkan berbagai keberhasilan. Bukan karena kebetulan beruntung, bukan karena kehebatannya, tapi dikatakan karena Tuhan menyertai Yusuf. Ini dikatakan berkali-kali seperti misalnya dalam Kejadian 39:2 yang berbunyi "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu." Itu baru sebagian kecil dari banyaknya tokoh yang telah membuktikan bagaimana dahsyatnya jika kita hidup bersama dengan Tuhan. Kita boleh masuk ke dalam pergumulan dan peperangan, namun Tuhan menjanjikan kita bukan untuk kalah melainkan untuk mencapai kemenangan demi kemenangan. Dan kuncinya adalah dengan mengandalkan Tuhan secara penuh. Bukan sebagai alternatif terakhir tapi sebaliknya sebagai yang terutama. Tidak heran jika tokoh-tokoh alkitab pada akhirnya mencapai kemenangan yang gemilang. Itu semua bukan karena kuat dan hebat mereka, namun semua itu adalah karena iman mereka yang percaya dan terus mengandalkan Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun.

Kita bisa melihat lebih jelas mengenai hal ini lewat kitab Yeremia. Apa yang terjadi kepada orang yang memilih untuk mengandalkan kekuatannya sendiri atau manusia? "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). Ini merupakan peringatan yang sangat keras. Seperti apa jadinya orang yang terus memilih untuk bergantung kepada kekuatan dirinya sendiri dan manusia lain? "Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk." (ay 6). Sebaliknya, lihatlah apa yang akan terjadi kepada orang yang mengandalkan Tuhan. "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (ay 7). Kepada orang seperti ini dikatakan bahwa "Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (ay 8). Sungguh sebuah pemandangan yang kontras terlihat kepada orang yang mengandalkan Tuhan dan dengan yang mengandalkan kekuatannya sendiri atau bergantung kepada manusia. Dalam kitab Yesaya pun kita mendapatkan pesan yang sama. "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim. Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama." (Yesaya 31:1-3). Lewat pesan-pesan ini Tuhan sudah mengingatkan dari awal bahwa bukan kehebatan atau kekuatan kita yang penting, tapi kebersamaan kita kepada Tuhan, penyerahan diri kita dan keputusan kita untuk mengandalkan Tuhan-lah yang akan memberikan perbedaan. Itu kunci yang akan dapat membawa kita ke dalam berbagai kemenangan, tidak peduli sebesar apapun peperangan yang tengah atau akan kita hadapi.

Sebuah hidup yang mengalami penyertaan Allah hanyalah hidup yang berpusat kepada Allah. Banyak manusia lupa akan hal ini dan terus berusaha mempergunakan otak, pikiran, tenaga maupun harta mereka saja dalam menghadapi masalah. Mereka lupa bahwa sehebat apapun yang mereka miliki, semua itu terbatas dan pada suatu ketika tidak akan mampu lagi memberikan jawaban. Di sisi lain, Tuhan punya kuasa yang tidak terbatas. Jika demikan, mengapa tidak beralih mengandalkan Tuhan? Ingatlah semua berpusat pada Tuhan. "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36). Bersama Tuhan terletak kemenangan sejati! Oleh karena itu, jika anda memiliki kelebihan-kelebihan, janganlah menjadi sombong karenanya. Sebaliknya jika anda merasa memiliki banyak kekurangan, jangan menjadi rendah diri dan terburu-buru menyerah. Ingatlah bahwa letak kekuatan sebenarnya bukan di tangan anda, namun semua itu ada di tangan Tuhan. Jika ini anda lakukan, jangan heran seandainya mukjizat terus menerus hadir dalam hidup anda. Ingin memiliki hidup yang penuh kemenangan? Andalkanlah Tuhan. Berjalanlah bersamanya melewati apapun dan raihlah kemenangan gemilang dari setiap peperangan anda.

Dalam Tuhan terletak kemenangan sejati!

No comments:

Post a Comment